Jumat, 05 Juni 2009

MANUSIA MENGEMBAN AMANAT ALLAH

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.”
(Q.S.al ahzab :72)

Manusia adalah mahluk yang sempurna di bandingkan mahluk lain yang terlihat di muka bumi karena manusia diberikan akal dan pikiran serta budi pekerti (ahlak), manusia mempunyai hak otonomi untuk mengatur dirinya sendiri.Allah menciptakan manusia tidak dengan Cuma-Cuma, tiap sesuatu yang diciptakannya mempunyai azas dan tujuan tertentu. Ada aturan tetap (abadi) yang di pegang teguh olehnya dari aturan itu lahirlah hukum-hukum fundamental lengkap dengan sangsi-sangsinya.Allah tidak akan bertindak sewenang-wenang. Allah pasti benar apa yang ia janjikan dan pasti adil. Aturan itu mengandung persamaan dan pemerataan. Manusia di jadikan sesungguhnya untuk beribadah (tujuan tunggal)
Tidak aku jadikan jin dan manusia kecuali untuk menyembah(mengabdi) kepadaku (Q.S Adz Dzaariyaat.56)
Untuk keperluan tersebut telah mengemukakan suatu amanat, tetapi tidak banyak orang yang mengetahui apa isi amanat itu.”sesungguh manusia itu amat zalim dan amat bodoh” kata Allah.
Membaca ayat-ayat Allah dalam arti untuk memahami/mengerti isi sesungguhnya sebagaimana dimaksud olehnya (taqwilnya), tidaklah semudah yang kita perkirakan. Seringkali kata-kata penutup dari sebuah ayat seperti halnya pada ayat tersebut merupakan kejutan yang diperlukan untuk menggugah kesadaran andaikan kalimat penutup tersebut tidak ada, orang yang membacanya menganggap sudah mengerti apa yang dikehendaki oleh Allah tetapi kenyataannya kata-kata penutup tersebut mau tidak mau orang terpaksa harus merenung sejenak jika ingin memenuhi amanat tesebut sebaik-baiknya. Jadi amanah itu sekurang-kurangnya yang kita kerjakan suka atau tak suka tetap kita kerjakan dalam lima waktu sehari selalu kita ucapkan :
“tunjukilah kami jalan yang lurus!” (Q.S. al-fatihah : 6)
Atas permohonan tersebut sesungguh Allah langsung menjawab :
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Q.S. ar-rum : 30)
Jadi agama yang lurus adalah aturan yang dipegang teguh oleh Allah dengan menjadikan tiap sesuatu sebut saja aturan kejadian kehendak atau amanah Allah ialah agar manusia mengikuti aturan tersebut dalam ibadah (sunatullah) menurut saya.
Karena manusia dijadikan hanya untuk tujuan tunggal yaitu beribadah(semata-mata) kepada Allah maka segenap hidup harus di abadikan kepada Allah.hidup dinyatakan sebagai mata rantai reaksi itu berarti bahwa hidup manusia terdiri dari rangkaian perbuatan.perbuatan adalah proses untuk menjadikan sesuatu yang menjadi tujuan sesuatu yang menjadi tujuan itu terlebih dahulu dikonsep dalam pikiran sebagai suatu ide. Jadi tiap sesuatu selalu dimulai sebagai ide untuk kemudian dinyatakan keluar sebagai sesuatu yang konkrit. Manusia mempunyai banyak kebutuhan maka banyak pula dorongan dan arena itu banyaklah pula jenis perbuatan. Tiap-tiap perbuatan harus bernilai ibadah jadi jika mengikuti aturan kejadian yang dinyatakan sebagai agama yang lurus merupakan aturan hidup(agama islam) yang membawa keselamatan untuk seluruh alam.dengan cara demikian hubungan dengan Allah tidaklah terputus (tak akan terputus) waktu-waktu dimana terputus adalah yang berbahaya.
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (Q.S. Al-ahzab : 41)
Jadi camkan untuk selalu mengingatnya dalam setiap tarikan dan hembusan nafas adalah menyebut nama yang agung.
maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak(pula) mereka bersedih hati.(Q.S. Al-baqarah : 38)
Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (Q.S. Thaahaa : 123)
Jadi jika masih ada takut derita dan celaka itu berarti bahwa seseorang belum mengikuti petunjuk, belum mengikuti aturan yang telah dijadikan “prinsip memerintah”bagi Allah dan dengan sendirinya belum pula mengikuti “prinsip mengabdi” sebaliknya yang mengikuti aturan tersebut tidak akan sesat jalannya sebabnya ialah karena aturan itulah yang mengarahkan iman menuju sasaran.
Tiada Allah membiarkan orang-orang beriman menurut caranya sendiri saja, sehinga diperbedakan nya orang yang jahat dari orang yang baik. (Q.S. Ali imron : 179)
Hanya aturan kejadianlah yang mengantar iman seseorang ke arah tauhid ma’rifat Islam hanya aturan itulah yang dapat membawa seseorang masuk ke benteng Allah yang di tandai dengan kalimat Laa ilaaha illalah tersebut dalam hadist qudsi berikut ini :
“(kalimat) laa ilaaha ilallah adalah benteng pertahananku dan barang siapa yang memasuki ia aman dari siksaanku”
Memasuki benteng Allah artinya mengerti dan menghayati aturan yang mengantarkan iman ke arah tauhid, ma’rifat, Islam! Kalimat itu sendiri baru merupakan tanda dan yang terpenting ialah mengerti dan menghayati apa yang ditandai oleh kalimat tersebut! Kenyataan dari kalimat tersebut dilukiskan sebagai berikut :
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (Q.S. Ibrahim : 24-25)
Yang kata-kata digaris bawahi artinya : walaupun masih hidup dengan badan jasmani, tetapi karena mengerti dan menghayati “prinsip mengabdi” yang menghubungkan dia dengan tuhannya maka tiap saat dapat terjadi keajaiban-keajaiban dan hal-hal yang luar biasa melalui kekuasaan dan kekuataan namanya yang suci dan mulia. Itu pulalah kenyataan dari ketuhanan Y.M.E tertera sebagai sila kesatu dari pancasila yang dijadikan pedoman hidup bangsa kita adapun sila-sila seterusnya adalah tumbuhan logis dari padanya.
Komentar saya : pancasila bukan agama dan agama bukan pancasila tetapi pancasila digali dari agama/nilai-nilai agama. Yang jelas menurut saya pancasila digali dari falsafah agama Islam.
Allah menjadikan tiap sesuatu dengan bertolak pada satu titik dan dari titik itu pula segala yang ada sebagai hasil ciptaan Allah dikendalikan olehnya.titik tersebut adalah titik awal segala kejadian dan karena yang berlaku adalah hukum sebab akibat maka terjadilah serangkaian sebab dan akibat yang dalam keseluruhannya disebut jagad raya. Titik resebut adalah sebab pertama, sebelum apapun yang ada sekarang ini terjadi Allah telah membuat rencana yang maha besar (blue print) sebagai awal segala kejadian maka titik tersebut mengandung ide-ide murni dari Allah . ia adalah subtansi asali abadi yang memuat intelegensia yang maha tinggi awal atau sebab pertama segala kejadian merupakan titik singgung segala ilmu karena mempunyai sipat-sipat terpuji maka disebut Muhammad ini memancarkan cahaya yang gilang gemilang melibihi seribu bulan karena memancar dari padanya maka disebut nur Muhammad yang menjadi hakekatnya adam atau khalifatullah disitu letak rahasia mengapa gambar nabi Muhammad saw tidak ada.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Google translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF